1.
اَلْغَيْبُ
: مَا لاَ يَقَعُ تَحْتَ الْحَوَاسِ وَلاَ تَقْتَضِيْهِ بِدَايَةُ الْعُقُوْلِ
وَإِنَّمَا يُعْلَمُ بِخَبَرِ اْلأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ .
1. Ghaib
: Apa-apa yang tidak terjangkau oleh panca indra dan tidak dapat ditentukan
dengan puncak/kecerdasan akal, dan hanya dapat diketahui karena ada khabar dari
para Nabi ‘alaihimussalam. (Munjid : 563, Ar-Raghib : 616, Tafsir
al-Qasimi 2 : 35).
2. إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ
الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ(34)
2. Sesungguhnya
di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat. Dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan
sebenar-benarnya tentang apa yang ada dalam rahim (ibu yang mengandung). Dan
tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok
(baik atau jahat); dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi / negeri
manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi
pengetahuan-Nya.(Luqman :34)
3.
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاََّ هُوَ
. ( س. الأنعام : 59).
3. “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri”. (QS.
Al-An’am : 59).
Kalau kita
memperhatikan ayat-ayat di atas jelaslah bahwa sesungguhnya
hanyalah Allah yang mengetahui mengenai masalah ghaib, adapun kalaulah manusia
ada yang mengaku mengetahui masalah yang gahib, maka itu mustahil, sebab
seorang Nabi atau Rasul pun tidak diberi tahu masalah itu kecuali dengan ridlo Allah.
Firman Nya :
4.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى
غَيْبِهِ أَحَدًا # إِلاَّ مَنِ
ارْتَضَى مِنْ رَّسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
رَصَدًا .(س. الجنّ : 26-27 ).
4. “Dia adalah Tuhan) Yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul
yang diridlai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga (Malaikat) di muka
dan di belakangnya”. (QS. Al-Jinn : 26-27).
5.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ عِفْرِيَتًا مِنَ الْجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ
الْبَارِحَةَ أَوْكَلِمَةً نَحْوَهَا لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ فَأَمْكَنَنِى
اللهُ مِنْهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِى
الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوْا وَتَنْظُرُوْا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ فَذَكَرْتُ
قَوْلَ أَخِى سُلَيْمَانَ :رَبِّ هَبْ لِى مُلُكًا لاَ يَنْبَغِى ِلأَحَدٍ مِنْ
بَعْدِى ،قَالَ رَوْحُ فَرَدَّهُ خَاسِئًا .(ر. البخارى ومسلم).
5.
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda,”Sesungguhnya ada Ifrit
dari bangsa jin tiba-tiba muncul kepadaku tadi malam, maksudnya agar aku
terputus dari shalatku, tetapi Allah menetapkan aku dari ganguan itu.
Sesungguhnya aku telah berketetapan hati untuk mengikatnya di sebuah tiang
diantara tiang-tiang mesjid, sampai kamu menyaksikan pada waktu shubuh, kemudia
kamu semua melihatnya, namun aku ingat kata-kata saudaraku Sulaiman,”Wahai
Tuhanku berilah kepadaku perlindungan dan karuniakanlah kepadaku kerajaan yang
tidak layak bagi seseorang sesudahku”.Lalu ia mengusir Ifrit itu dengan
terhina. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6.
وَسُمِّيَ الْجَانَّ لِتَوَارِيْهِ عَنِ اْلأَعْيُنِ .(تفسير
القرطبى 10: 23).
6. Dan
ia disebut jin, karena terhalangnya dari pandangan mata (tidak terlihat).
(Tafsir Al-Qurtubi 10 : 23).
7.
قَالَ الشَّافِعَيُّ : مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يَرَى الْجِنَّ
أَبْطَلْنَا شَهَادَتَهُ إِلاَّ يَكُوْنَ نَبِيًّا . (فتح البارى 6: 344 ).
7. Imam
As-Syafi’i mengatakan,”Barangsiapa yang meyakini bahwa ia (dapat) melihat
jinn, maka kami nyatakan batal syahadatnya, kecuali seorang Nabi”. (Fathul
Bari 6 : 344).
Maka jelaslah jika ada orang megaku-ngaku
mengetahui masalah ghaib yang tidak bersumber dari wahyu Allah yang disampaikan
oleh para rasul, maka orang tersebut dinamai kahin(dukun), walau pun
orang-orang menyebutnya ustadz, kiayi, dan sebagainya, sebab mereka melakukan hal itu dari bisikan syetan
, sebagaimana dalam hadis :
8.
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَنْزِلُ فِي الْعَنَانِ وَهُوَ السَّحَابُ فَتَذْكُرُ
اْلاَمْرَ قُضِيَ فِي السَّمَاءِ فَتَسْتَرِقُ الشَّيَاطِينُ السَّمْعَ
فَتَسْمَعُهُ فَتُوحِيهِ إِلَى الْكُهَّانِ فَيَكْذِبُونَ مَعَهَا مِائَةَ
كَذْبَةٍ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ.( البخارى برقم 3210, كتاب بدء الخلق باب ذكر الملائكة
المجلد الثانى ص 244)
8. Dari
Aisyah r.a istri Nabi saw, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya Malaikat turun pada mega, lalu dia menerangkan urusan-urusan yang
diterangkan di langit, lalu syetan-syetan mencuri dengar darinya dan
membisikkannya pada kahin-kahin. Lalu mereka (kahin/dukun) menyertainya dengan
membuat seratus dusta dari (ciptaan) diri mereka sendiri.(HR Al
Bukhary, No. 3210 , Kitab bad’ul kholqi jilid II halaman 244)
9.
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَاسٌ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَيْسَ بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ
الْحَقِّ يَخْطَفُهَا مِنْ الْجِنِّيِّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ
فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍُ.(البخاري برقم 5320)
9. Dari
Aisyah, ia berkata : “Orang-orang bertanya kepada rasulullah saw mengenai para
kahin. Beliau bersabda : ia itu bukan apa-apa (omong kosong). Mereka
meneceritakan, hai Rasulullah sesunagguhnya mereka kadang-kadang menceritakan
sesuatu, lalu hal itu benar-benar terjadi. Rasulullah saw bersabda : kata-kata
itu dari suatu kebenaran yang disamarkan oleh bangsa jin, lalu jin itu
membisikan kepada telinga walinya, lalu mereka mencampurkannya denagan seratus
kebohongan”. (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari No. 5320)
10.إِنَّا
زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ(6)وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
مَارِدٍ(7)لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ
جَانِبٍ(8)دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ(9)إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ
فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ(10)
10.
Sesungguhnya kami telah menghias langit yang
terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya
(sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka, setan itu tidak dapat
mendengar-dengarkannya (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari
segala penjuru untuk mengusir, dan bagi mereka siksaan yang kekal, kecuali
siapa yang dapat menyambar sedikit sambaran, maka ia dikejar oleh bintang yang
berkilat. (QS. As-Sofat : 6-10)
Haram Membenarkan (Kahin)
Dukun
Nabi Muhammad saw
datang dan djumpainya ditengah-tengah masyarakat ada sekelompok manusia tukang
dusta yang disebut kuhhan (dukun) dan arraf (tukang ramal) mereka mengaku dapat
mengetahui perkara-perkara gaib baik untuk masa yang telah lalu maupun yang
akan datang dengan jalan mengadakan hubungan dengan jin dan sebagainya.
Oleh karena itu,
Rasulullah saw kemudian memproklamirkan perang dengan kedustaan yang tidak berlandasakan ilmu,
petunjuk ataupun dalil syara’
Rasulullah saw.
membacakan kepada mereka wahyu Allah yang berbunyi
1.
قُلْ لَا يَعْلَمُ
مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ
أَيَّانَ يُبْعَثُونَ(65)
1. Katakanlah:
"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan.(QS. an-Naml : 65)
Rasulullah saw. juga
menegaskan tentang dirinya dengan perintah Allah swt, sebagai berikut:
2.
قُلْ لَا أَمْلِكُ
لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ
الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا
إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(188)
2. Katakanlah:
"Aku tidak berkuasa menarik kemanfa`atan bagi diriku dan tidak (pula)
menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi
peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".(QS.
al’Arof : 188)
Jin Nabi Sulaiman
as. juga tidak menetahui hal gaib
3.
أَنْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
3. kalau
sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa
yang menghinakan.(QS. Saba’ 14)
oleh karena itu
siapa yang mengaku dapat mengatahui perkara gaib yang sebenarnya berarti dia
mendustakan Allah, mendustakan kenyataan dan mendustakan manusia yang banyak.
Sebagian utusan
pernah datang ke tempat Nabi. Mereka menganggap bahwa nabi adalah seorang yang
mengaku dapat mengetahui perkara gaib. Kemudian mereka menyembunyikan sesuatu
ditangannya dan berkata kepada Nabi,” tahukah
tuan apakah ini?” Maka nabi menjawab dengan tegas:
إِنِّي
لَسْتُ بِكَاهِنٍ وَ اِنَّ الْكَاهِنَ وَ الْكَاهَّنَةَ وَ الْكُهَّانَ فِي
النَّارِ
Aku bukan seorang
tukang tenung sebab sesungguhnya tukang tenung dan pekerjaan tenung serta
seluruh tukang tenung di neraka.’
4.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ
كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فِيْمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (المستدرك على الصحيحين ج: 1
ص: 49)
4.
Dari Abu Hurairoh, ia berkata : Rasulullah saw telah bersabda
: Barang siapa yang mendatangi seorang ‘Arrof atau Kahin lalu ia membenarkan
pada apa yang dia katakan, maka sungguh dia telah kufur (ingkar) terhadap wahyu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (Al
Mustadrok I : 49)
5.
عَنْ بَعْضِ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ
لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا.(أحمد برقم 16041,22138, مسلم
برقم 4137)
5. Dari
salahseorang istri Nabi saw, diterima dari Nabi saw, beliau bersabda : Barang
siapa yang mendatangi seorang dukun (‘Arrof) lalu ia membenarkan pada apa yang
dia katakan maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari. (Ahmad No; 22138,16041, Muslim, No; 4137)
6.
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ
الْكَاهِنِ.(البخاري بر قم 2083)
6. Dari Abi
Mas’ud (Al-Anshari), ia berkata : Nabi saw melarang dari harga anjing, upah
zina, (pelacur), dan upah kahin”. (HR. Bukhari, Shahih Al-Bukhari No. 2083)
Dengan
memperhatikan hadits-hadits di atas , maka bukan hanya dukunnya yang dosa
tetapi bagi yang membenarkan pada apa yang dikatakannyapun (seperti kepercayaan
pada bintang kehidupan dalam Astrologi (Ilmu Nujum) mendapat ancaman dari Allah
yaitu disamakan dengan orang kapir dan shalatnya tidak akan diterima selama 40
hari. Wallohu ‘Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar